“Ayo berangkat sekolah!” kata adikku dengan semangat yang tinggi!
Semangat adikku melenyap, berubah menjadi tertawa yang sangat keras karena dia melihatku terjatuh di jalan dan Aku hanya menahan malu karena sudah ditertawakan oleh orang-orang sekitar dan adikku. Adikku bernama Fadyah, dia duduk di bangku SMP kelas VII. Sedangkan Aku duduk di bangku SMP kelas IX bernama Nadhifa Ramadhany.
Sambil berjalan-jalan menuju sekolah, kami pun banyak bercerita tentang ulangan semester.
“Bagaimana, kemarin bisa ulangannya?” Kataku sambil mengejeknya dengan bercanda.
“Bisa dong kak! Emang kakak selalu gak bisa!” kata Fadyah sambil mengejekku dengan bercanda juga.
“Emang kemarin mata pelajarannya apa?” ucapku kesal karena telah diremehkan oleh adikku sendiri.
“Matematika dan Ipa, walaupun bisa tapi ada kesulitan sih..” kata adikku murung.
“Oh gitu, makanya belajar dong!” jelasku memberi semangat.
“Sip-sip deh kak!” katanya dengan semangat lagi.
“Bagaimana, kemarin bisa ulangannya?” Kataku sambil mengejeknya dengan bercanda.
“Bisa dong kak! Emang kakak selalu gak bisa!” kata Fadyah sambil mengejekku dengan bercanda juga.
“Emang kemarin mata pelajarannya apa?” ucapku kesal karena telah diremehkan oleh adikku sendiri.
“Matematika dan Ipa, walaupun bisa tapi ada kesulitan sih..” kata adikku murung.
“Oh gitu, makanya belajar dong!” jelasku memberi semangat.
“Sip-sip deh kak!” katanya dengan semangat lagi.
Setelah berjalan cukup jauh, kami pun berpisah. Karena sekolah kami memang beda. Dan ketika aku menuju stasiun, (oh iya sekolahku memang jauh dari rumah, jadi naik kereta) ada perubahan jadwal kereta sehingga Aku jadi ketinggalan kereta, dan saat itu Aku bertemu dengan saudaraku yang juga naik kereta, tetapi ketinggalan kereta juga. Mereka berdua bernama Chelsea, saudaraku dan juga adik kelasku di sekolah, dan Mas Reyhan, saudaraku yang sekolahnya di sebelah sekolahku, dia sudah SMA.
Sambil menunggu kereta selanjutnya, kami berbicara tentang perubahan kereta.
“Yah ketinggalan kereta!” kataku sambil menyesal.
“Gak kok, ini Cuma ada perubahan Jadwal.” kata Mas Reyhan dengan bijak.
“Ya udah tunggu aja kereta selanjutnya.” kata Chelsea dengan santai.
“Tapi ini kereta ekonomi loh yang penuh barang dan banyak orang! Gak apa-apa nih?” seru Mas Reyhan dengan nada tidak meyakinkan dan tegas.
“SERIUSS?” tanyaku dan Chelsea yang serentak sambil berteriak.
“Tanpa AC?” lanjut Chelsea dengan frustasi.
“Iya tampa AC!” seru Mas Reyhan yang sepertinya sudah biasa dengan keadaan ini.
“Yah ketinggalan kereta!” kataku sambil menyesal.
“Gak kok, ini Cuma ada perubahan Jadwal.” kata Mas Reyhan dengan bijak.
“Ya udah tunggu aja kereta selanjutnya.” kata Chelsea dengan santai.
“Tapi ini kereta ekonomi loh yang penuh barang dan banyak orang! Gak apa-apa nih?” seru Mas Reyhan dengan nada tidak meyakinkan dan tegas.
“SERIUSS?” tanyaku dan Chelsea yang serentak sambil berteriak.
“Tanpa AC?” lanjut Chelsea dengan frustasi.
“Iya tampa AC!” seru Mas Reyhan yang sepertinya sudah biasa dengan keadaan ini.
Aku dan saudaraku memang selalu dapat kereta AC tapi Karena ada perubahan jadwal jadi naik kereta ekonomi deh. Lanjut!
“Ya udah, mau bagaimana lagi?” keluhku kesal
“Pasrah deh!” kata Chelsea jengkel.
“Ya udah, mau bagaimana lagi?” keluhku kesal
“Pasrah deh!” kata Chelsea jengkel.
Dan akhirnya kereta pun datang, kereta yang sangat terlihat penuh barang dan banyak orang ini adalah kereta yang akan Aku pakai. Kemudian Aku dan Saudaraku langsung masuk dengan penuh sesak sambil menunggu kereta berjalan kembali.
Ketika sudah sampai, Aku pun langsung keluar dan rasanya Aku ingin teriak “AKU SUDAH BEBASS! DAN AKU SEKARANG BISA MENGHIRUP UDARA YANG SEGAR INI UNTUK BERNAFAS KEMBALI!!!” tapi tidak mungkin ku lakukan, karena pasti memalukan.
Setelah itu, perjalananku belum selesai karena harus berjalan lagi untuk naik angkot. Saat berjalan di pasar, Chelsea dengan tiba-tiba langsung berteriak kepadaku.
“DHIF, ada ayam di tas mu!” teriak Chelsea dengan keras.
“HAH? SERIUS?” kataku dengan nada aneh dan juga teriak ditambah lagi dengan perasaan kaget.
“Gak gitu maksudku, tadi ada ayam yang menyentuh tas mu!” kata Chelsea dengan wajah anehnya.
“Oh gitu..” kataku dengan wajah memerah karena malu.
“DHIF, ada ayam di tas mu!” teriak Chelsea dengan keras.
“HAH? SERIUS?” kataku dengan nada aneh dan juga teriak ditambah lagi dengan perasaan kaget.
“Gak gitu maksudku, tadi ada ayam yang menyentuh tas mu!” kata Chelsea dengan wajah anehnya.
“Oh gitu..” kataku dengan wajah memerah karena malu.
Setelah sampai. Kami naik angkot dengan penuh keringat, karena habis naik kereta ekonomi, berjalan di pasar kemudian berlari mengejar angkot.
Sesudah sampai sekolah, Aku dan Chelsea pun berpisah dengan Mas Reyhan, dan langsung “menghebuskan nafas” karena tadi di angkot, tukang angkotnya ugal-ugalan menyetirnya. Dan Bel sekolah berbunyi, dengan segera Aku dan Chelsea masuk ke kelas masing-masing. Di kelas temanku bertanya kepadaku.
“Tumben, datangnya agak siang.. kenapa?” Tanya temanku.
“Tadi telat… karena perubahan jadwal kereta!” jawabku yang masih sedikit sesak nafas.
“Oh ya udah, sudah ada guru!” seru temanku bergegas merapihkan tempat duduknya.
“Sip-sip deh!” kataku nelakukan hal yang sama dengan temanku.
Dan itulah ceritaku yang sungguh kurang beruntung di pagi hari.
“Tumben, datangnya agak siang.. kenapa?” Tanya temanku.
“Tadi telat… karena perubahan jadwal kereta!” jawabku yang masih sedikit sesak nafas.
“Oh ya udah, sudah ada guru!” seru temanku bergegas merapihkan tempat duduknya.
“Sip-sip deh!” kataku nelakukan hal yang sama dengan temanku.
Dan itulah ceritaku yang sungguh kurang beruntung di pagi hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar