Waktu itu tahun 2010. Waktu itu Mei duduk di kelas 6 SD. Mei adalah anak yang pintar, pendiam dan pemalu. Tapi, di kelasnya dia lah yang mengatur semua saat tak ada guru. Lebih tepatnya Mei lah yang berkuasa.
Seperti biasa Mei berangkat sekolah pagi-pagi dengan mengayuh
sepedanya. Sesampai di sekolah, dia langsung mengisi absen. Hari-hari yang Mei
rasakan setiap hari terasa membosankan baginya. Setiap hari yang
dilakukannya sama. Pergi sekolah dan belajar. Apalagi ditambah dengan
teman-temannya yang sering membuatnya mau meledak marah-marah.
Setiap hari.. Mei selalu berpikir. “Apakah teman-teman ku tulus
berteman dengan ku? Apa teman-teman tak memanfaatkan ku?” Mei memang
akrab dengan semua temannya. Tapi dia merasa tak pernah punya sahabat.
Dia takut kalau-kalau hanya dimanfaatkan oleh temannya.
Suatu hari tak disangka entah mulai kapan Mei merasa punya sahabat. Akhir-akhir ini
dia selalu mendengar curhatan salah satu temannya. Dialah Novi, anak
yang digosipkan mulai kelas 4 SD punya perasaan sama temannya yang
bernama Leo. Novi memang tidak pernah berkata langsung pada Mei bahwa
dia menyukai Leo. Tapi Mei tau Novi menyimpan perasaan pada Leo,
begitupun sebaliknya. Karena itu, Mei sekarang sering membantu Novi
untuk dekat dengan Leo. Termasuk mencarikan informasi-informasi tentang
Leo.
Tak terasa Mei mulai tertarik masuk ke dalam kehidupan Leo. Mei sering sekali berkomunikasi dengan Leo lewat handphone.
Bercerita tentang Novi, barang yang disukanya, yang dibencinya dan lain
lain. Tapi itu hanya di handphone. Tidak dengan di sekolah. Di sekolah,
seperti biasa Leo dan Mei saling nyuekin. Padahal sebenarnya mereka akrab.
Keesokan harinya, Novi meminta bantuan Mei untuk menanyakan warna
kesukaan Leo. Dengan mudahnya, Mei menyetujui permintaan sahabatnya itu.
Akhirnya waktu jam pelajaran berlangsung, Mei melempar kertas kepada
Leo untuk menanyakan warna kesukaannya.
Teman Leo, Andi anak yang paling suka buat keributan di kelas mau tau apa tulisan yang ada
di kertas yang dilempar Mei pada Leo. Waktu Andi memegang kertas itu,
pak guru mengambilnya. Ternyata… itu bukan kertas yang Mei lempar tadi.
Melainkan kertas yang lain. “Fiiuuhh..” desah Mei lega. Mei bisa malu
jika ketahuan.
Akhirnya Mei mendapatkan jawaban apa warna kesukaan Leo. Waktu
istirahat, Mei langsung memberi tahu informasi itu kepada Novi. Entah
apa yang mau Novi lakukan setelah dia mengetahui warna kesukaan Leo.
Mungkin Novi mau memberinya hadiah. Tapi, entahlah. Mei tak mau ikut
campur dengan itu. Mei selalu diajarkan oleh orangtuanya untuk
membedakan mana yang membatu dan mana yang ikut campur masalah orang.
Sepulang Sekolah
Mei mendapat pesan dari Leo.
From : Leo
To : Mei
Mei, apa kamu punya nomer ponsel Novi?
Mei langsung membalas pesar dari Leo
From : Mei
To : Leo
Enggak! Emangnya kenapa?
Leo, aku boleh nanya satu hal gak? Kenapa sih kamu cuek banget sama aku waktu di sekolah. Padahal kita sekarang akrab.
Akhirnya Mei menanyakan juga apa yang selama ini dia pikirkan.
From : Leo
To : Mei
Sorry.. sorry! yah aku cuma gak mau ada gosip-gosip lagi. Kamu kan tau gimana temen-temen.
Hm..
Mei, kamu mau kan jadi sahabat aku?
Mei heran dengan pertanyaan Leo. Menurut Mei, selama ini Leo sudah
menjadi sahabatnya. Dan akhirnya dia langsung membalas pesan dari Leo.
From : Mei
To : Leo
Menurut kamu selama ini kita gak sahabatan? Aku udah anggap kamu sahabat aku.
Sejak saat itu Leo dan Mei semakin akrab. Bukan hanya Novi yang
menjadi topik obrolan mereka. Kadang mereka bertukar cerita, sharing,
dan ketawa bareng. Mereka juga punya julukan masing-masing. Leo
memanggil Mei dengan sebutan FF. Dan Mei memanggil Leo dengan sebutan
SF. Itu sudak berjala sekitar 1 minggu. Makin lama Mei merasakan ada
yang berbeda dengannya. Merasa ada sesuatu yang terjadi pada hatinya.
Dia menyukai Leo.
Sebenarnya, Mei sudah menyukai Leo sejak 2 bulan yang lalu. Tepatnya
sejak Mei memutuskan untuk membantu Novi. Tapi Mei tau tak seharusnya
Mei mempunyai perasaan itu karena Leo adalah milik Novi. Mei juga tahu
diri kalau mereka berdua sama-sama suka. Mei tak mau merebut apa yang
menjadi milik sahabatnya.
Yang penting buat Mei sekarang, dia bisa dekat dengan Leo walaupun
hanya sebatas sahabat. Tapi dia suka berada di dekat Leo. Mei sudah
berjanji akan menjadi sahabat terbaik buat Leo. Dia akan terus membantu
dua sahabatnya, Leo dan Novi.
Juni, 2010
Waktu rekreasi, Novi dan Leo bertukar kado dengan bantuan Mei.
“Mei, Leo mau minta bantuan kamu.” ucap Rozak dengan lirih
“Bantuan apa?” Balas Mei.
“Leo mau ngasi sesuatu sama Novi. Leo mau kamu yang ngasi ke Novi.” ujar Rozak.
“Kenapa gak ngasi sendiri aja?” Tanya Mei
“Katanya Leo malu” Jawab Rozak
“Dasar pemalu. Mau minta tolong sama aku aja, gak berani ngomong
sendiri.” Gerutu Mei. “Ya udah mana barangnya.” ucap Mei menyetujui
permintaan bantuan Leo. Setelah itu Mei langsung memberikan barang yang
ingin dikasi Leo sama Novi.
Yang membuat Mei iri adalah Leo memberi Novi kalung bertuliskan nama
NOVI. Tapi Mei langsung menghilangkan perasaan iri itu. Mei rela
melakukan apasaja asalkan sahabatnya bahagia. Kalau Novi dan Leo
bahagia, Mei juga akan bahagia. Mei adalah orang yang sangat menjunjung
tinggi nilai persahabatan. Dia selalu mengalah untuk sahabatnya demi
utuhnya persahabatannya.
Akhirnya tiba di akhir tahun saat perpisahan tiba. Mereka harus
melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Leo, Novi dan Mei pisah sekolah.
Mei sempat membujuk Leo agar mau satu sekolah dengannya. Tapi Leo bilang
sudah terlanjur janji pada Andi kalau dia mau satu sekolah dengan Andi.
Akhirnya mereka semua pisah sekolah.
Tiga hari menjalani Masa Orientasi membuat Mei dan teman-teman sibuk.
Begitu juga Leo. Selama tiga hari, Mei dan Leo gak berkomunikasi.
Setelah selesai Masa Orientasi, mei mencoba menghubungi Leo. Tapi Leo
gak pernah merespon. Beribu kali dia mengirim pesan kepada Leo, tapi
tidak ada jawaban sama sekali. Karena sebal, akhirnya Mei memutuskan
untuk tidak menghubungi Leo lagi.
Selama lebih dari satu tahun, Leo dan Mei tidak berkomunikasi. Dan
tiba-tiba Mei mendapat kabar kalau Leo sudah mempunyai pacar di
sekolahnya yang baru. Mei semakin sebal dengan Leo. Bukan karena dia
masih menyukai Leo, tapi karena dia telah menyakiti Novi sahabatnya. Mei
telah membuang jauh-jauh perasaannya sama Leo.
Mei sadar, bahwa perasaannya dulu sama Leo itu bukanlah rasa suka
atau cinta. Melainkan Mei hanya suka dengan kepribadian Leo yang
perhatian. Perasaan suka yang hanya sebatas teman menyukai kepribadian
temannya. Mei merasa seperti itu karena itu adalah pertama kali ada
laki-laki yang begitu memperhatikannya.
Sejak saat itu mei memutuskan untuk tidak mengurusi lagi semuanya
tentang Leo. Mei mungkin marah sama Leo. Tapi Mei tidak bisa benar-benar
melupakan Leo karena Leo adalah sahabatnya yang paling mengerti gimana
Mei. Sampai saatnya Mei duduk di kelas 8 SMP. Waktu itu dia masuk di
kelas unggulan. Mei mempunyai teman yang sangat baik, yang selalu
membuatnya bisa tertawa gembira dalam hangatnya kekeluargaan. Dan dalam
sekejap dia dapat melupakan segalanya yang berhubungan dengan Leo. Tapi
Mei masih tetap menganggap Leo sebagai sahabat. Buat Mei gak ada kata
yang namanya mantan sahabat.
Mei berharap suatu saat nanti dia dan Leo akan kembali seperti dulu.
Menjadi sahabat yang tak kan terpisahkan. Mei tak akan pernah melupakan
janjinya untuk menjadi sahabat yang terbaik untuk Leo. Mei akan selalu
menunggu Leo untuk kembali menjadi sahabatnya.
~ TAMAT ~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar