Pages

Sabtu, 05 April 2014

Hari Terlarang

Kringgg kringgg kringgg bel sekolah berbunyi, tenda masuk sekolah. Raisa yang emang lAngganan kesiangan masih santai-santai berjalan mendekati gerbang sekolah diantar oleh kakaknya.“Udah masuk ya Sa?” tanya Isar, kakak Raisa“Iyaaaa, pokokknya ade gak mau tau! Kakakharus ngasih alasan ke guru yang ada di kelas ade. Biar ade bisa belajar”“Yaaaaaaaaa. Kasian banget ya, baru juga minggu kemarin MOS, udah dapet point gara-gara kesiangan”Sesampainya di kelas Raisa, Isar memberikan penjelasan secara detail kepada guru yang sedang mengajar di kelas Raisa. Syukurnya Raisa tidak mendapatkan point tambahan dari guru tersebut.Itulah kegiatan Raisa selama pagi hari. Bangun pukul 05.00 dan pergi ke sekolah pukul 06.30 diantar oleh kakaknya. Emang sih Raisa kesiangan gara-gara diantar oleh kakanya. Tapi mau gimana lagi? rumah Raisasangat jauh dari sekolahnya. Jadi gak ada ojej gratis lagi selain kakaknya. Meskipun harus selalu telat kalau datang ke sekolah.Tapi meskipin Isar adalah penyebab utamanya Raisa kesiangan, Isar adalah sosok kakak yang sangat perhatian sama Raisa. Isar selalu membantu PR Raisa, ngebuatin makan kalau di rumah gak ada siapa-siapa. Baik deh pokokknya. Raisa sendiri adalah remaja perempuan yang cinta banget sama musik. Raisa bisa memainkan berbagai macam alat musik. Yang luar biasanya lagi Raisa belajar sendirialat musik itu. Wajar aja sih karena ibu danbapaknya juga cinta sama musik. Dibalik semua itu ada juga yang Raisa benci. Perpisahan. Satu kata yang sangat dibenci oleh Raisa. Ia tidak menginginkan hal itu.Saat pulang sekolah, Raisa kaget melihatkakanya mengemas barang di kamarnya. Hal yang memang tidak biasa Isar kerjakan,karena menurut Raisa kakakya itu paling tidak bisa jika disuruh beres-beres. Ternyata Isar harus pergi kuliah ke Australia besok pagi, dan menetap di Australi selama 3 tahun.Dari Raisa pulang sekolah sampai pukul 23.00, Raisa dan Isar menghabiskan waktu bersama. Apapun yang mereka lakukan pada hari itu akan menjadi kenangan yang akan Raisa ingat. Ibunda mereka tidak marah ketika mengetahui anak-anaknya terjaga kurang lebih 12 jam. Karena kapan lagi kedua anaknya itu dapat seperti itu. Tiga tahun yag akan datang Raisa sudah lulus SMA, dan akan melanjutkan kuliah ke luar negeri. Dan mungkin Isar sudah sibukdengan pelamaran kerja atau mungkin Isarsudah kerja.***Pagi-pagi sekali Raisa bersiap untuk mengantar kakaknya ke bandara, sebenarnya Raisa tidak mau melihat kakaknya pada pagi hari itu, tapi karena ini adalah pertemuan terakhir Raisa dengan kakaknya yang akan pergi kuliah selama 3 tahun, terpaksa Raisa ikut. Di bandara Isar memberikan jam tangannya kepada adiknya.“Sa, simpen ini yaaa. Jangan kangen deh. Terus jangan cengeng yaa adikku sayang. Jam tangan ini berputar gak akan kerasa kok. Tau-tau kakak lo ini udah ada di Indonesia lagi dan bisa main sama adiknya lagi” ucap Isar di bandara. Raisa hanya bisa menerima jam tangan tersebut tanpa berkata apapun. Setelah pesawat terbang, Raisa pergi ke sekolah dengan mata yang masih bengkak.“Baru aja perpisahan di SMP, masa kakak gue udah ninggalin gue ke Australi?” ucap Raisa kepada teman sebangkunya.“Sa, setiap pertemuan itu pasti ada perpisahan. Tenang aja, raga lo sama kakaklo emang pisah, tapi jiwa lo dan kakak lo gak akan pisah Saaa. Percaya deh sama gue” kata Riri.Dari situ Raisa baru menyadari banwa sebenarnya perpisahan itu bukan ajang untuk menangisi keadaan, melainkan ajang untuk melatih kedekatan batin. Menurut Raisa perpisahan itu sangat terlarang tapi tetap saja meninggalkan kesan yang sangatdalam.*** TAMAT ***

True Love

Cinta sejati. Apakah kalian percaya akan itu?Akan "Cinta Sejati" yang konon katanya dimiliki oleh semua orang? Cintayang katanya sangat indah dan menyenangkan? Mitos cinta sejati yang terus menerus melolong dihatiku.***Kupandangi bingkai biru di tepi tempat tidurku. Aku tersenyum menatapbenda yang ada didalam bingkai itu.Bukan sebuah foto ataupun lukisan. Hanya sebuah kertas lusuh. Kertas catatan PKN yang aku robek dari buku miliknya 2 tahun lalu saat perpisahan SMP. Dia sama sekali tidak tahu aku merobek buku catatanya. Bahkan,mungkin dia tidak mengenalku. Aku hanya satu dari ratusan penggemarnya di sekolah.Dia bukan artis. Dia adalah siswa tampan dancerdas di sekolahku. Dia kaya dan pintar dalam bidang olahraga. Sifatnyayang cuek justru menjadidaya tarik bagi para kaum hawa, termasuk aku. Tapi, bisa dibilang, aku tidak terlalu menunjukkan diri bahwa aku menyukainya. Terbukti. Aku tidak pernah menyapa ataupunmenegurnya. Aku menyukainya lewat diam.Bahkan, robekan catatan PKN itu aku ambil diam- diam untuk kenang- kenanganku karena aku tahu dia akan melanjutkan study ke L.A.Aku kembali tersenyum manis saat melihat robekan catatan itu. Orang bilang, apapun itu, jika memang jodoh, makadia akan kembali lagi danlagi. Dan aku percaya diaakan kembali kulihat.Aku mengeluarkan kertas itu dari bingkainya. Kupeluk- peluk dan kubelai. Ku ajak tertawa dan tersenyum.Gila. Konyol memang. Setelah puas dengan kegiatanku itu, aku meletakkan kertas itu diatas meja belajarku. Dan...Syuuuut...Angin bertiup menerbangkan kertas kenangan itu keluar jendela dan jatuh dipekarangan. Dengan sigap aku keluar rumah dan mengejar kertas itu. Itu adalah satu- satunya milikku yang mampu membuatku mengingatnya.Saat aku hampir mendapatkanya, angin kembali meniupnya menjauhiku. Argh! Angin ini! Batinku kesal.Aku kembali mengejar kertas itu. Dan saat aku hampir mendapatkannya kembali..."Argh!! Sial banget sih?! Malah keinjek lagi!" seruku kesal saat tahu kertas itu di injak seseorang. Orang itu mengambil kertas yang ada di injakannya itu. Akumasih menatap jalanan berdebu dengan kesal."Jadi, daritadi kamu ngejar kertas ini ya?" ucap orang itu. Suara bariton yang ku kenal. Ku tengadahkan kepalaku menatap wajah dari si pemilik suara.DEG!!!Di... Diakan? Diakan pemilik kertas itu sebenarnya? Vigo. Cowok tampan, keren dan pintar itu... Bagaimana bisa?"Ma... af. Aku ngerobek kertas itu....""gapapa kok Dina. Beneran deh gapapa. Karena, aku juga udah foto kamu diam- diam waktu itu." akunya padaku. Dia... Tau namaku?"foto?! Diem- diem?""Lebih baik, kita nostalgianya ditaman aja deh." ucapnya sambil menarik tanganku ke taman.***Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Fotoku ada dalam dompet Vigo?"Aku dulu suka banget sama kamu Dina. Karena,kamu itu satu- satunya cewek yang gak pernahnegur aku. Kamu cuek dan aku suka itu." ucapnya sambil tersenyum."Dulu, aku berharap bisa kenal dan pacaran samakamu. Tapi, dekat kamu aja aku udah gemetaran, apalagi ngobrol sama kamu..." ucap Vigo lagi. Lalu dia menatap robekan kertas itu."Aku tau kok, kamu ngerobek kertas ini. Cuma aku pura- pura gatau aja. Aku seneng banget waktu kamu robek kertas ini. Karenaitu artinya, kamu juga suka sama aku. Iyakan?" ucapnya yang membuatku tersipu malu."Ikh... Kok diem aja?" ujarnya sambil mencubit pipiku pelan."aku bingung mau ngomong apa...""Kamu percaya mitos True Love gak?""True Love? Emang ada?" tanyaku."mulanya, aku juga gak percaya. Tapi malem ini aku percaya. True Loveaku udah aku temuin lagi.Aku suka kamu." ucapnya sambil natap bintang."udah jam 12 belom?" tanyanya."udah. Udah jam 12 tepat.""Happy Birthday Dina :). Will you be My True Love?"Apakah dia menyatakan perasaannya. Tanpa sadar, aku mengucapkan"yes. I will."***Percaya atau tidak, itulah faktanya. True love akan datang. Sejauh dan sesulit apapun, Cinta Sejati akan mencari jalanlagi dan lagi untuk kita temukan. :)

The Meaning of Love

Braakkk!!!!Aku memukul meja karena kesal. Berbekal muka kusut dan bibir cemberut berhasil membuat mama berdecak melihatku.“kenapa kok mukanya kaya di tekuk gitu?” Tanya mama dengan lembut. Ku balas dengan masuk ke kamar tanpa menghiraukan pertanyaan mama. Mamahanya menggelengkan kepalanya. Mungkin heran dengan tingkah laku anak pertamanya iniyang pulang dari sekolahmembawa suasana badmood.“uuh! Kenapa sih harus kaya gini ceritanya!! Aku selalu dapat masalah setiap aku menginginkan sesuatu. Termasuk menyukainya!!! Argh!” gurutuku kesal.Aku mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang mempunyai nasib sial. Ya, setiap ada yang perhatian ke aku, aku selalu membiarkannya sampai 1 minggu, jika tetap perhatian, kesimpulan sememtaraku adalah dia suka kepadaku. Setidaknya simpatik padaku.Tetapi, setelah 1 bulan kurasa perhatiannya semakin sering menimpaku. Yang di status facebook sering kaya bales-balesan, sering sindir-sindiran, dsb. Jadi, statusku sama si-doi nyambung kalo digabungin. Jelas dan ketara banget.Tapi aku gak GR dulu. Dan selama 3 bulan begitu mulu. Lama-lama hatiku ke bawa juga. Yang semulanya gak suka dan nganggep temen biasa, eh, malah suka.Dan yang lebih parahnya lagi, ternyata temen yangsering curhat sama aku juga suka sama si-doi. Gila!!!*Aku harus gimana ni?* kata yang selalu ku ucapkan ketika temenkuakan mengawali curhatannya.Padahal, temen yang suka sama si-doi gak cuma satu. Dan kebanyakan yang curhatsama aku. Ya Tuhan, kenapa engkau memberi hamba cobaan berat seperti ini.Aku meletakkan tasku dan membuang badanku ke kasur untuk merebahan diri sembari berfikir. *Kenapa aku dulu terjebak di hatinya!!*batinku.Tok tok tok“masuk” ujarku. Krreeeekk! “sayang, makan dulu yuk! Kamu belum makan siang, mama sudah siapin makaman kesukaan kamu” ajak mama dengannada lembut.“nggak ah ma” meniarapkan tubuhku di kasur dan menyembunyikan kepalaku di bawah bantal. “aku ngantuk! Akutidur dulu ya ma…”“ya sudah, jangan lupa pakai selimutnya” saran mama. Aku hanya mangut-mangut membalasnya.Aku tak mau tidur. Aku sebenarnya tak bisa tidur. Aku tak bisa melupakan dia. Aku hanya beralasan kepada mama seperti itu karenaaku tak ingin melakukan apapun kecuali satu. Berfikir.Tar! Jedyaaaaarrrrrr!!Suara halilintar membangunkan lamunanku. Aku terkejut dan menutup telingaku. Aku ambil selimutku dan ku tutupi seluruh badanku dengan selimut.Tapi setelah aku sadar. Aku bangun dari tempat tidurku. Mangambil baju baby doll-ku dan bergegas menuju ke kamar mandi. Hujan tidakmenaklukkan-ku untuk tidak segera mandi.“Sudah bangun sayang? Kok cepet bangun? Biasanya lama kalau tidur?” ujar mama ketikamelihatku keluar dari kamar. “aku nggak bisa tidur ma. Panas!” jawabkusambil berlalu.Mungkin sebagian anak menganggapku kurang ajar dan durhaka kepadaorang tua karna tidak menjawab pertanyaan orang tua dengan sikap yang baik tetapi sambil berjalan begitu saja.Hari ini cuaca begitu panas. Entah kenapa, tiba-tiba aku teringat akan dia. Si-doi pernah duduk berdapingan denganku saat aku menunggu jemputan. Teman si-doi berdiri di sampingnya. Mereka mengobrol layaknya ibu-ibu yang sedang arisan. Topiknya berbeda dan ribet menurutku.Ternyata 3 menit kemudian, jemputanku datang. Ah, senangnya! Aku dapat terbebas darinya.Tapi ternyata, setelah aku naik, si-doi masih tetap memperhatikan aku sampai di ujung jalan.Dan bodohnya aku, aku juga memperhatikannya. Duh!Aku memukul jidatku sendiri dengan telapak tanganku setelah meletakkan baju di kamar mandi karna memikirkan peristiwa itu.Ternyata aku tak dapat melupakannya.Suara tetesan showerkumengiringi suara derasnya hujan.*ternyata sudah hujan, akhirnya suhu kembali dingin lagi* batinku.Keluar dari kamar mandi,aku bergegas masuk ke kamar. Melewati mama yang sedang membaca majalah kesukaannya. Tetapi aku berhenti di tengah jalan. Terlintas di benakku untuk mencurahkan isi hatiku kepada mama.Aku membalikkan badan dan menghampiri mama. “ada apa? Kok tumben duduk di sebelahnya mama?” tanya mama terheran-heran.Aku diam.Berfikir mencari dan menyusun kata-kata untuk memberi tahu mama semuanya. “lho? Kenapa diam?” Tanya mama sekali lagi.“em, apa jangan-jangan ada masalah di sekolahmu sampai kamu mau cerita sama mama tapi dak berani? Ada apasayang?” ujar mama sambil menutup majalahnya dan mengalihkan perhatiannya kepadaku.“eumm, mah. Mama waktu suka sama papa mulai kapan?” tanyaku perlahan. Mama hanya tersenyum. Sepertinya mama mengerti mengapaaku datang mendekati mama.“anak mama mulai suka sama orang lain ya?” Akumangut-mangut dengan perlahan. Aku malu mengatakannya pada mama. Tidak ada yang tahu perasaanku.“nggak papa kamu suka sama lawan jenis. Itu wajar. Mama memakluminya” Mama seperti meneguhkan hatiku. Aku mulai memberanikan diri bercerita pada mama tentang semuanya.Mama mendengarkannyadan sesekali tersenyum karena senang. Entah apa yang ada di hati mama, aku tak tahu.Akhirnya, aku selesai bercerita pada mama. Mama diam sejenak, lalu berkata“Sayang, menyukai lawan jenis itu wajar. Tetapi jangan kamu terjebak di dalamnya. Banyak orang yang mengenal hal itu hingga mereka terjebak sendiri di dalam lingkarankelam itu. Sebenarnya cinta itu suci, murni dan penuh kasih sayang. Tapi,cinta bisa jadi bumerang kita untuk menuju kematian”Aku mengerutkan dahi. Kata-kata mama mulai tidak ku mengerti, tetapisungguh sulit ku ungkapkan. *kenapa bisadi ujung kematian?* tanyaku dalam hati.Sepertinya mama tahu maksud expresi yang tak berbentuk ini.“cinta itu bisa membutakan banyak orang. Sehingga kebanyakan orang tidak mau menggunakan logikanya untuk berfikirtentang cinta. Bila mereka patah hati, mereka bisa melakukan hal yang fatal untuk menyalurkan kekecewaannya. Jangan sampai hal itu terjadi padamu nak”Aku mulai faham. Mama menasehatiku agar aku tak terjebak dalam lubang cinta.“mengagumilah sewajarnya. Jangan berlebihan. Mama tidak melarang kamu. Tapi sebaiknya kamu fikirkandulu baik-baik bagaimana dengan masa depan kamu” mama munutup nasehatnya dengan mengelus pelan rambutku dan meninggalkanku sendiri termenung.Aku mulai berfikir tentang hal itu.Dan aku mulai sedikit melupakan dia. Meskipun dia masih ada di hatiku. Aku mendengar kabar bahwa dia sedang menjalin hubungan lain dengan seorang gadis.Aku tak menangis maupun patah hati. Ketika berita burung itu datang dan menyebar, aku tahu suatu saat akan menjadi benar berita itu. Aku tahu dari awal.“hehf “ aku tersenyum kecil sambil menghebuskan nafas.Aku sudah tahu. Jangan pertahankan cinta ketika cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan.Karna nasehat mama, aku tahu segalanya.Entah sekarang berita burung itu benar atau salah. Hanya dia dan gadis itu yang tahu. Senyuman kecil menghiasi wajahku.

The Meaning of Love

Braakkk!!!!Aku memukul meja karena kesal. Berbekal muka kusut dan bibir cemberut berhasil membuat mama berdecak melihatku.“kenapa kok mukanya kaya di tekuk gitu?” Tanya mama dengan lembut. Ku balas dengan masuk ke kamar tanpa menghiraukan pertanyaan mama. Mamahanya menggelengkan kepalanya. Mungkin heran dengan tingkah laku anak pertamanya iniyang pulang dari sekolahmembawa suasana badmood.“uuh! Kenapa sih harus kaya gini ceritanya!! Aku selalu dapat masalah setiap aku menginginkan sesuatu. Termasuk menyukainya!!! Argh!” gurutuku kesal.Aku mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang mempunyai nasib sial. Ya, setiap ada yang perhatian ke aku, aku selalu membiarkannya sampai 1 minggu, jika tetap perhatian, kesimpulan sememtaraku adalah dia suka kepadaku. Setidaknya simpatik padaku.Tetapi, setelah 1 bulan kurasa perhatiannya semakin sering menimpaku. Yang di status facebook sering kaya bales-balesan, sering sindir-sindiran, dsb. Jadi, statusku sama si-doi nyambung kalo digabungin. Jelas dan ketara banget.Tapi aku gak GR dulu. Dan selama 3 bulan begitu mulu. Lama-lama hatiku ke bawa juga. Yang semulanya gak suka dan nganggep temen biasa, eh, malah suka.Dan yang lebih parahnya lagi, ternyata temen yangsering curhat sama aku juga suka sama si-doi. Gila!!!*Aku harus gimana ni?* kata yang selalu ku ucapkan ketika temenkuakan mengawali curhatannya.Padahal, temen yang suka sama si-doi gak cuma satu. Dan kebanyakan yang curhatsama aku. Ya Tuhan, kenapa engkau memberi hamba cobaan berat seperti ini.Aku meletakkan tasku dan membuang badanku ke kasur untuk merebahan diri sembari berfikir. *Kenapa aku dulu terjebak di hatinya!!*batinku.Tok tok tok“masuk” ujarku. Krreeeekk! “sayang, makan dulu yuk! Kamu belum makan siang, mama sudah siapin makaman kesukaan kamu” ajak mama dengannada lembut.“nggak ah ma” meniarapkan tubuhku di kasur dan menyembunyikan kepalaku di bawah bantal. “aku ngantuk! Akutidur dulu ya ma…”“ya sudah, jangan lupa pakai selimutnya” saran mama. Aku hanya mangut-mangut membalasnya.Aku tak mau tidur. Aku sebenarnya tak bisa tidur. Aku tak bisa melupakan dia. Aku hanya beralasan kepada mama seperti itu karenaaku tak ingin melakukan apapun kecuali satu. Berfikir.Tar! Jedyaaaaarrrrrr!!Suara halilintar membangunkan lamunanku. Aku terkejut dan menutup telingaku. Aku ambil selimutku dan ku tutupi seluruh badanku dengan selimut.Tapi setelah aku sadar. Aku bangun dari tempat tidurku. Mangambil baju baby doll-ku dan bergegas menuju ke kamar mandi. Hujan tidakmenaklukkan-ku untuk tidak segera mandi.“Sudah bangun sayang? Kok cepet bangun? Biasanya lama kalau tidur?” ujar mama ketikamelihatku keluar dari kamar. “aku nggak bisa tidur ma. Panas!” jawabkusambil berlalu.Mungkin sebagian anak menganggapku kurang ajar dan durhaka kepadaorang tua karna tidak menjawab pertanyaan orang tua dengan sikap yang baik tetapi sambil berjalan begitu saja.Hari ini cuaca begitu panas. Entah kenapa, tiba-tiba aku teringat akan dia. Si-doi pernah duduk berdapingan denganku saat aku menunggu jemputan. Teman si-doi berdiri di sampingnya. Mereka mengobrol layaknya ibu-ibu yang sedang arisan. Topiknya berbeda dan ribet menurutku.Ternyata 3 menit kemudian, jemputanku datang. Ah, senangnya! Aku dapat terbebas darinya.Tapi ternyata, setelah aku naik, si-doi masih tetap memperhatikan aku sampai di ujung jalan.Dan bodohnya aku, aku juga memperhatikannya. Duh!Aku memukul jidatku sendiri dengan telapak tanganku setelah meletakkan baju di kamar mandi karna memikirkan peristiwa itu.Ternyata aku tak dapat melupakannya.Suara tetesan showerkumengiringi suara derasnya hujan.*ternyata sudah hujan, akhirnya suhu kembali dingin lagi* batinku.Keluar dari kamar mandi,aku bergegas masuk ke kamar. Melewati mama yang sedang membaca majalah kesukaannya. Tetapi aku berhenti di tengah jalan. Terlintas di benakku untuk mencurahkan isi hatiku kepada mama.Aku membalikkan badan dan menghampiri mama. “ada apa? Kok tumben duduk di sebelahnya mama?” tanya mama terheran-heran.Aku diam.Berfikir mencari dan menyusun kata-kata untuk memberi tahu mama semuanya. “lho? Kenapa diam?” Tanya mama sekali lagi.“em, apa jangan-jangan ada masalah di sekolahmu sampai kamu mau cerita sama mama tapi dak berani? Ada apasayang?” ujar mama sambil menutup majalahnya dan mengalihkan perhatiannya kepadaku.“eumm, mah. Mama waktu suka sama papa mulai kapan?” tanyaku perlahan. Mama hanya tersenyum. Sepertinya mama mengerti mengapaaku datang mendekati mama.“anak mama mulai suka sama orang lain ya?” Akumangut-mangut dengan perlahan. Aku malu mengatakannya pada mama. Tidak ada yang tahu perasaanku.“nggak papa kamu suka sama lawan jenis. Itu wajar. Mama memakluminya” Mama seperti meneguhkan hatiku. Aku mulai memberanikan diri bercerita pada mama tentang semuanya.Mama mendengarkannyadan sesekali tersenyum karena senang. Entah apa yang ada di hati mama, aku tak tahu.Akhirnya, aku selesai bercerita pada mama. Mama diam sejenak, lalu berkata“Sayang, menyukai lawan jenis itu wajar. Tetapi jangan kamu terjebak di dalamnya. Banyak orang yang mengenal hal itu hingga mereka terjebak sendiri di dalam lingkarankelam itu. Sebenarnya cinta itu suci, murni dan penuh kasih sayang. Tapi,cinta bisa jadi bumerang kita untuk menuju kematian”Aku mengerutkan dahi. Kata-kata mama mulai tidak ku mengerti, tetapisungguh sulit ku ungkapkan. *kenapa bisadi ujung kematian?* tanyaku dalam hati.Sepertinya mama tahu maksud expresi yang tak berbentuk ini.“cinta itu bisa membutakan banyak orang. Sehingga kebanyakan orang tidak mau menggunakan logikanya untuk berfikirtentang cinta. Bila mereka patah hati, mereka bisa melakukan hal yang fatal untuk menyalurkan kekecewaannya. Jangan sampai hal itu terjadi padamu nak”Aku mulai faham. Mama menasehatiku agar aku tak terjebak dalam lubang cinta.“mengagumilah sewajarnya. Jangan berlebihan. Mama tidak melarang kamu. Tapi sebaiknya kamu fikirkandulu baik-baik bagaimana dengan masa depan kamu” mama munutup nasehatnya dengan mengelus pelan rambutku dan meninggalkanku sendiri termenung.Aku mulai berfikir tentang hal itu.Dan aku mulai sedikit melupakan dia. Meskipun dia masih ada di hatiku. Aku mendengar kabar bahwa dia sedang menjalin hubungan lain dengan seorang gadis.Aku tak menangis maupun patah hati. Ketika berita burung itu datang dan menyebar, aku tahu suatu saat akan menjadi benar berita itu. Aku tahu dari awal.“hehf “ aku tersenyum kecil sambil menghebuskan nafas.Aku sudah tahu. Jangan pertahankan cinta ketika cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan.Karna nasehat mama, aku tahu segalanya.Entah sekarang berita burung itu benar atau salah. Hanya dia dan gadis itu yang tahu. Senyuman kecil menghiasi wajahku.
 

Blogger news

Blogroll

About